Harry Potter and
the Deathly Hallows - Bagian 2
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini adalah mengenai filmnya. Untuk
novel yang menjadi sumber adaptasinya, lihat Harry Potter dan
Relikui Kematian.
Artikel ini adalah mengenai film bagian 2.
Untuk bagian 1, lihat Harry Potter and the Deathly Hallows – Bagian 1.
Harry Potter and the
Deathly Hallows
Part 2 |
|
Sutradara
|
|
Produser
|
|
Skenario
|
|
Berdasarkan
|
|
Pemeran
|
|
Musik
|
|
Sinematografi
|
|
Editing
|
|
Studio
|
|
Distribusi
|
|
Tanggal rilis
|
(Internasional)
|
Durasi
|
130 menit
|
Negara
|
Britania Raya
Amerika Serikat |
Bahasa
|
|
Anggaran
|
|
Pendapatan kotor
|
Harry Potter and the Deathly Hallows –
Bagian 2 adalah film fantasi epik 2011[2][3] yang disutradarai oleh David Yates. Film merupakan
adaptasi dari novel karangan J.K Rowling,Harry Potter dan
Relikui Kematian dan merupakan film bagian dua. Film
merupakan sekuel dari The Deathly Hallows
Bagian 1. Film ini dirilis pada tanggal 13 Juli 2011.
Daftar isi
|
Cerita dimulai ketika Lord Voldemort mengambil Tongkat Sihir Elder dari makam Albus Dumbledore dan Severus Snape digambarkan telah menjadi kepala sekolah Hogwarts. Sementara, setelah
memakamkan Dobby, Harry dan kedua
sahabatnya kemudian berusaha mencari rencana baru. Ia menanyai Ollivander
mengenai Tongkat Sihir Elder dan mendapati bahwa pemilik terakhirnya adalah
Dumbledore. Harry dan kedua sahabatnya merencanakan membobol lemari besi Bellatrix Lestrange di Bank Gringott's. Mereka curiga satu horcrux tersembunyi di sana. Dibantu Griphook (dengan imbalan Pedang Godric Gryffindor), Hermione menyamar sebagai
Bellatrix Lestrange dan bersama-sama Harry dan Ron memasuki lemari besi
Bellatrix di Bank Gringott's. Horcrux yang dimaksudkan ternyata adalah piala Helga Hufflepuff. Namun, Griphook
kemudian mengkhianati mereka dan melarikan diri dan mencuri pedang Godric Gryffindor, meninggalkan mereka
terpojok oleh pihak keamanan yang merasa ditipu. Harry, Ron, dan Hermione
berhasil melarikan diri dengan menaiki naga penjaga lemari besi.
Harry mendapatkan penglihatan segera setelah pelarian
mereka; ia dapat melihat melalui mata Voldemort dan mengetahui pikirannya. Di
dalam penglihatan tersebut, Voldemort membunuh beberapa goblin dan penjaga Bank
Gringott's lainnya, termasuk Griphook. Voldemort telah mendatangi tempat-tempat Horcruxnya disembunyikan dan mengetahui bahwa mereka
telah lenyap dan hancur. Secara ceroboh, Voldemort mengungkapkan bahwa Horcrux
terakhir berada di Hogwarts, yang berhubungan dengan Rowena Ravenclaw. Ketiganya segera pergi
ke Hogsmeade untuk mencari jalan masuk ke sekolah Hogwarts. Di Hogsmeade,
kehadiran mereka membunyikan mantra pendeteksi - Caterwauling dan disudutkan
oleh para Pelahap Maut. Namun, mereka diselamatkan olehAberforth Dumbledore. Aberforth membuka
jalan terowongan ke Hogwarts di mana mereka disambut oleh Neville Longbottom.
Tiga sekawan tersebut bertemu kembali dengan anggota Laskar Dumbledore dan memohon bantuan untuk mencari mahkota Ravenclaw.
Snape mendengar kembalinya Harry dan mengumumkan bahwa
semua orang yang membantu Harry kembali, terutama siswa, akan dihukum berat.
Harry kemudian muncul dan menantang Snape mengenai kematian Dumbledore, dan Minerva McGonagallmenantangnya berduel.
Snape melarikan diri dan McGonagall memerintahkan seluruh Hogwarts bersiap untuk
bertempur. Pada saat ini, anggota Orde Phoenix dan simpatisannya berdatangan. Atas
inisiatif Luna Lovegood, Harry kemudian berbicara dengan hantu Helena Ravenclaw. Helena mengatakan
bahwa Voldemort telah mengisi mahkota ibunya dengan ilmu hitam, dan menyatakan bahwa
benda itu ada di Kamar Kebutuhan. Sementara, Ron dan Hermione pergi ke Kamar
Rahasia. Hermione memusnahkan Piala Hufflepuff dengan taring basilisk, dan Ron
dan Hermione berciuman untuk pertama kalinya. Di kamar kebutuhan, Harry dicegat
oleh Draco Malfoy, Gregory Goyle, dan Blaise Zabini, namun Ron dan Hermione datang membantu Harry. Goyle
menggunakan mantra api kutukan Fiendfyre namun jatuh dan mati terbakar. Draco
dan Blaise diselamatkan oleh Harry, Ron, dan Hermione sebelum Harry menusuk
Mahkota Ravenclaw dengan taring Basilisk dan melemparnya ke dalam kobaran api,
memusnahkan mahkota itu. Sementara itu, ketika Hogwarts diserang oleh pasukan
Voldemort, Harry kembali memasuki pikiran Voldemort dan menyadari bahwa
ularnya, Nagini, juga adalah Horcrux.
Di dalam pertempuran yang berlangsung, Fred, Lupin, Tonks, dan Lavender Brown, serta sekitar 50 orang lainnya terbunuh. Pada saat yang sama, Hermione
membunuh Fenrir Greyback (pembunuh Lavender).
Di Boathouse (rumah perahu Hogwarts), mereka mendapati
Voldemort membunuh Severus Snape dengan tujuan untuk mentransfer kekuatan Elder Wand kepada dirinya sendiri. Dalam sekaratnya, Snape memberikan memorinya kepada
Harry. Dari memori itu terungkap bahwa Snape berada di sisi Dumbledore,
didorong dengan cinta seumur hidupnya kepada Lily Potter. Snape telah diminta
Dumbledore untuk membunuh dirinya jika situasinya mengharuskan demikian karena
bagaimanapun juga hidupnya tidak akan lama lagi akibat kutukan yang terdapat di
Horcrux Cincin Gaunt. Selanjutnya, terungkap pula bahwa Harry adalah Horcrux
terakhir Voldemort, dan ia harus mati juga sebelum Voldemort dapat dibunuh.
Pasrah akan nasibnya, Harry mengorbankan diri dan Voldemort melancarkan kutukan
untuk membunuhnya. Tapi alih-alih membunuh Harry, kutukan itu malah
menghancurkan bagian dari jiwa Voldemort yang terdapat di tubuhnya. Harry pun
memasuki dunia lain (limbo), dimana ia bertemu Profesor Albus Dumbledore, yang menjelaskan
kepadanya tentang Harry sebagai Horcrux dan bahwa kutukan Voldemort telah
menghancurkan jiwanya yang berada di tubuh Harry. Harry memutuskan kembali
hidup untuk mengalahkan Voldemort, namun ia berpura-pura sudah tewas. Voldemort
kemudian membawa "mayat" Harry ke Hogwarts dan mendeklarasikan
"kematian" Harry kepada pejuang-pejuang Hogwarts dan siapa saja yang
menentangnya akan mati. Neville Longbottom menarik Pedang Godric Gryffindor dan
menantang Voldemort dengan sebuah pidato. Pada saat yang sama, Harry
mengungkapkan bahwa dirinya masih hidup, dan mulai berduel dengan Voldemort di
sekitar sekolah. Nagini dipenggal dengan pedang Gryffindor oleh Neville, Di
tempat lain, Molly Weasley membunuh Bellatrix Lestrange. Akhirnya, Voldemort
mati setelah mencoba menggunakan Kutukan pembunuh Avada Kedavra terhadap Harry.
Kutukan itu berbalik menyerang Voldemort sendiri setelah beradu dengan mantra
pelepas senjata Harry - Expelliarmus. Harry menangkap tongkat itu. Setelahnya,
Harry bergabung dengan kedua sahabatnya dan menjelaskan bahwa Tongkat Elder
melindungi pemiliknya (Harry Potter sendiri) yang memenangkannya dari Draco
Malfoy. Harry kemudian mematahkan tongkat itu dan membuangnya ke parit
Hogwarts, melenyapkan kekuatan tongkat itu selamanya.
Dalam kisah di akhir buku, pada tahun 2017, 19 tahun
setelah Pertempuran di Hogwarts, Harry dan Ginny Weasley telah menikah dan memiliki tiga anak
bernama James, Albus Severus, dan Lily. Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi di Hogwarts. Ron dan Hermione juga menikah dan
telah memiliki dua anak bernama Rose dan Hugo. Draco Malfoy memiliki anak
bernama Scorpius. Mereka seluruhnya bertemu di stasiun kereta api King's Cross,
untuk mengantar anak-anak mereka bersekolah ke Hogwarts. Di sana diungkapkan
bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi setelah kekalahan Pangeran
Kegelapan.
0 komentar:
Posting Komentar