Selasa, 17 September 2013

0 PILEULEUYAN BAPA Oleh Ato Suharto

PILEULEUYAN BAPA
Oleh Ato Suharto

Bapa...
Anjeun lir mega
Nu mayungan dina panasna srangenge
Na wanci bentrangna beurang
Kanyaah anjeun niisan hate
Mepende rasa dina panenjo dunya

Bapa….
Moal laas sanajan katiga panjang
Moal luntur najan hujan mindeng ngaguyur
Kamulyaan cinta anjeun
Bakal ngakar ngawujud tangkal
Jadi buah kabagjaan kulawarga salawasna

Bapa….
Sabar anjeun dina nyiar pakeun
Kiwari geus ngawujud bukti
Runtut sauyunan kulawarga ka wangun
Nepi kapupusten anjeun nu tos dipundut kunu Rahayu

Bapa......
Pileuleuyan
Amal soleh tur kaikhlasan anjeun di dunya
Obor nu nyaangan Bapa di alam kubur
Amin....

Pileuleuyan Bapa....
Advertisement

0 Puisi BANDA Oleh Ato Suharto

BANDA
Oleh Ato Suharto

Bagja
Guligah rasa teu kagambar ku mangrupa sagala
Tatali asih beuki matri
Ka Agungan Illahi ngabukti
Ngawujud dina tatali asih
Ku sareatna kawaluyaan turunan urang

Banda nu leuwih nyata ti batan harta
Pupusten sing talaten
Cukang Rahmat nu Maha Kawasa
Aya dina kulawarga nu takwa kana darigama

Geulis bojo akang
Harta nu bakal mawa kabagjaan
Putra putri nu soleh tur solehah
Rawat sing haat
Sangkan salamet urang di akherat
Advertisement

0 Puisi WARISAN BAPA Oleh Ato Suharto

WARISAN BAPA
Oleh Ato Suharto

Boblokot ku kesang
Sirah dijeun suku
Teu gedag ku rasa hoream
Ikhlas lain reka nu dipulas
Anjeun nyorang harungan
Pikeun kuring sangkan hirup sugema

Bapa
Anjeun eunteung kahirupan
Ciri sajati lalaki
Anu satia tur tanggung jawab
Kana kodrat pamingpin kulawarga

Bapa
Kaluhungan anjeun
Dina majuangkeun kulawarga
Warisan nu pohara mahal hargana
Harta eta bakal dimumule
Pikeun wariskeuneun anak incu engke
Advertisement

0 Puisi INDAH SAHABAT Oleh Ivo Ardianti

INDAH SAHABAT
Oleh Ivo Ardianti

Banyak kata seindah dirimu
Namun kau kata terindah di kisahku
Banyak insan singgahi hidupku
Hanya kau,
insan yang hadir di kisah dukaku

Banyak detik kulalui denganmu
Banyak menit ku lewati bersamamu
Singkatnya waktu,
ketika kau di dekatku
Meski kau tak selalu di dekatku
Tapi hadirmu mengisi cerita hidupku
Walau mata tak selalu memandangmu
Namun wajahmu mengisi setiap ruang ingatanku

Banyak kata ingin ku ungkap tuk mu
Namun lidah keluh tuk berucap
Begitu indahnya kau
Meski kisah tlah berakhir
Indahmu takkan pudar
Advertisement

0 Puisi TANGIS BOCAH Oleh Faqih Hindami

TANGIS BOCAH
Oleh Faqih Hindami

Ini bocah menangis jua.
Habis mengorek kuping congeknya hingga berdarah.
Telah lama aku mengabaikan cerita tentang air mata Bunda.
Kini adik menyimpan tangis dalam guraunya.
Dan Ayah pergi sudah tanpa sempat ku seka peluhnya.
Ada perempuan marah mengunci pintu kamarnya,
pergi membopong impian pada tandu di jiwanya.

Kemana perginya tawa senda?
Apa aku kurangi saja gula pada secangkir kopi?
Lalu ku pindahkan manisnya pada sesimpul senyum?

Kemana hilangnya bau surga?
Apa mesti aku terus berlari?
Atau kembali ke rumah yang telah kehilangan cinta?

Depok,
10 Juni 2013
Advertisement

0 Puisi KENANGAN MALAM Oleh Faqih Hindami

KENANGAN MALAM
Oleh Faqih Hindami

Aku kembali pada malam-malam terang. Beranjak dari ufuk timur kelam
sang permaisuri malam merauni langit. Sinarnya terpantul di mata serigala hutan.
Cumulus dan cirrus gelap mengiringnya.

Tangkai-tangkai Colorado Columbina berdansa, di bawah langit malam terbias benderang bulan, menebar aroma malam-malam kenangan. Angin mengangkatnya terbang, lalu menjatuhkannya pada satu memoar. Tentang seorang bocah dengan kerling di matanya, duduk di bangku perpustakaan tua, bersama buku-buku using dari almari, dan gadis kecil yang memantulkan cahaya purnama dari matanya duduk di sampingnya.

Aku berbaring di atas rerumputan basah yang melambai riang di bawah sinar terang.
Sesekali embun malam menampar-nampar wajahku. Bukit-bukit meniupkan kenangan ke jalan raya, kenangan tentang gadis periang yang mengabariku tentang satu cinta di suatu senja.

Bulan menutup diri di pucuk kering Flamboyan. Cahayanya mengintip ke dalam ruang kosong terkunci. Dulu peluh seorang bocah pernah jatuh ke lantainya, saat kegugupan habis menelan jiwanya. Angin luar saja enggan mengusapnya, ketika daun kering jatuh dari rantingnya, hingga cinta dari mata seorang gadis meyakinkannya.

Aku kembali pada malam-malam terang. Cukuplah kenangan itu mencemooh dan menjilat pucat pasi wajahku. Dan biarkan udara malam jadi penafsir kata demi kata pada kertas-kertas lusuh dengan tetes tinta hitam. Hingga pujian terucap pada sajakputih yang abadi.


Sungailiat,
Akhir Oktober 2011

Cukuplah kenangan itu mencemooh dan menjilat pucat pasi wajahku
Biarkan udara malam jadi penafsir kata demi kata
Pada kertas-kertas lusuh dengan tetes tinta hitam
Advertisement

0 Puisi AKU DAN AIR MATA Oleh Fahrur Rosi

AKU DAN AIR MATA

Oleh Fahrur Rosi

Detik waktu terus bergulir
Memukau senja di atas harap
Menatap pilu kian berduri
Tergelimang duka dan tragedi

Tuhan...!!!
Ku haturkan segala resahku
Ku pasrahkan jiwa dan raga ini
Hanya padamu sang pengasih
Aku dan air mata
Merajut mimpi yang sempurna
Meski derita harus ku jumpa
Dan aku tenggelam dengan ilusi
Aku dan air mata
Mencari suci dalam dosaku
Dari desah nafas yang kian sembilu
Jua duka yang semakin menggebu

Tuhan...!!!
Malam malammu tak pernah ku hiraukan
Sejuk kasih sayangmu ku jadikan risau
Kemegahanmu ku sulam dg kehampaan
Kini, aku duka dalam derita...

Tuhan...!!!
Jikalau mendung kan bermentari
Terangilah kegelapan hatiku nan buram
Jika langit kan berpelangi
Warnailah kegersangan hati ini
Aku tak ingin air mata ini
Mengundang keperihan di atas harapanku
Dan aku pasrahkan kepadamu
Di kala do’a kan abadi
abadikanlah cinta dan kasihku kepadamu.

0 Puisi SEPASANG OMELET TELUR Oleh Nazar Muhammad

SEPASANG OMELET TELUR
Oleh Nazar Muhammad

Kala senja di telaga
saat surya bergegas ke peraduannya
bersama sahabat sekarya
rembuk kami saling sahaja

Perlahan pramusaji menyela
abang-abang dan kakak pesan apa
seraya menyodorkan daftar menunya
kami pun sedia tulis segera

Elok nian persahabatan
Terikat erat jujur setia
Duhai teman handai dan taulan
Moga ini takkan terlupa

Hari makin petangnya
bersiap kami pulang segera
satu hal yang takkan dilupa
sepasang omelet telur tanpa dagingnya
Advertisement

0 Puisi PENYESALAN Oleh Youlanda Rizky

PENYESALAN
Oleh Youlanda Rizky

Hujan turun, tetes demi tetes membasahi wajah ini
Dan ku terdiam disini sendiri ,
Berharap seseorang menghampiri diriku dan memelukku
Untuk memberi kehangatan ,setelah dia pergi meninggalkanku.
Kucoba tuk menyadari , kau bukan yang terbaik untukku
Kucoba tuk melupakanmu , melupakan semua cerita indah kita.

Oh, Tuhan
Kumohon bantu aku
Ku ingin kau hapus semua ingatanku, semua ingatanku tentang dia.
Dia yang telah menyakitiku
Dia juga yang telah membuat aku rapuh dan tak berdaya.
Tuhan genggamlah tanganku bawalah ku ketempat yang indah.
Agar aku merasakan kebahagiaan ini walaupun aku tak bersamanya.
Tenangkanlah aku dengan Senyummu Tuhan.
Berikanlah aku semangat Tuhan .
Agar tetap dapat tersenyum dibalik sakitnya hati ini !
Aku menyesal telah mencintainya dan aku menyesal telah menyayanginya dan aku tak akan mengulang kedua kalinya !!!!
Advertisement

0 puisi CINTAMU YANG KURINDU Oleh Wahyu Mahwandari

CINTAMU YANG KURINDU
Oleh Wahyu Mahwandari

Ingin ku ukir nama mu di samudra
Agar jika engkau pergi namamu tlah binasa....
Namun karna cinta ini,,
Nama mu bagai terukir dalam batuan
yang tak akan pernah hilang
namamu tlah terukir dalam relung ini
bukan oleh jari ini

Karna kuatnya cinta inilah
yang telah mengabadikan namamu di seluruh nafas ku

Cinta dari mata yang kau kerlingkan
namun belum jelas ku tau
apa engkau hanya pura belaka
atau sepenuh hati sepenuh rasa

Namun cinta dari ku....
adalah kebenaran
bukan mainan lisan
namun rasa dihati yang menyiksa

Jika engkau bertanya
sampai kapan aku mencintaiomu
jawaban ku
sampai jam menunjuk angka ke 25
Advertisement

0 puisi CINTAMU YANG KURINDU Oleh Wahyu Mahwandari

CINTAMU YANG KURINDU
Oleh Wahyu Mahwandari

Ingin ku ukir nama mu di samudra
Agar jika engkau pergi namamu tlah binasa....
Namun karna cinta ini,,
Nama mu bagai terukir dalam batuan
yang tak akan pernah hilang
namamu tlah terukir dalam relung ini
bukan oleh jari ini

Karna kuatnya cinta inilah
yang telah mengabadikan namamu di seluruh nafas ku

Cinta dari mata yang kau kerlingkan
namun belum jelas ku tau
apa engkau hanya pura belaka
atau sepenuh hati sepenuh rasa

Namun cinta dari ku....
adalah kebenaran
bukan mainan lisan
namun rasa dihati yang menyiksa

Jika engkau bertanya
sampai kapan aku mencintaiomu
jawaban ku
sampai jam menunjuk angka ke 25
Advertisement

0 Puisi PENYESALAN Oleh Youlanda Rizky

PENYESALAN
Oleh Youlanda Rizky

Hujan turun, tetes demi tetes membasahi wajah ini
Dan ku terdiam disini sendiri ,
Berharap seseorang menghampiri diriku dan memelukku
Untuk memberi kehangatan ,setelah dia pergi meninggalkanku.
Kucoba tuk menyadari , kau bukan yang terbaik untukku
Kucoba tuk melupakanmu , melupakan semua cerita indah kita.

Oh, Tuhan
Kumohon bantu aku
Ku ingin kau hapus semua ingatanku, semua ingatanku tentang dia.
Dia yang telah menyakitiku
Dia juga yang telah membuat aku rapuh dan tak berdaya.
Tuhan genggamlah tanganku bawalah ku ketempat yang indah.
Agar aku merasakan kebahagiaan ini walaupun aku tak bersamanya.
Tenangkanlah aku dengan Senyummu Tuhan.
Berikanlah aku semangat Tuhan .
Agar tetap dapat tersenyum dibalik sakitnya hati ini !
Aku menyesal telah mencintainya dan aku menyesal telah menyayanginya dan aku tak akan mengulang kedua kalinya !!!!
Advertisement

0 Puisi SEMUT KECILKU Oleh Rendy Irfan

SEMUT KECILKU
Oleh Rendy Irfan

Kau luluhkan prasaan ku ini
Dan ketika ku mulai mengagumimu
Kau pun pergi meninggalkan ku
Dengan luka yang membekas dalam hati

Masih teringat alunan suaramu
Di dalam gendang telinga ku
Saat kau tertawa dankau ucap
Dirimu juga sayang pada ku

Terbayang senyum manis mu
Yang meluluhkan hati kecilku

Jika inilah pilihan mu
Semoga engkau lebih beruntung
Daripada saat kau bersamaku
Terimakasih dan selamat tinggal semut kecil ku
Advertisement

0 Tokoh-tokoh dalam seni Reog



Tokoh-tokoh dalam seni Reog



[sunting]Jathil
Jathilan (depan)
Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.[4]
Jathilan ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik.[5]

Warok Ponorogo
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Warok
"Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).[6]
Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.[4]

Barongan (Dadak merak)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dadak merak
Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik - manik (tasbih). Krakap terbuat dari kain beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog. [4] Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.

Prabu Klono Sewandono
Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.[4]


Bujang Ganong (Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.[4]

0 Puisi JANJI PUTIH Oleh Aina Ratna Wirawati

JANJI PUTIH
Oleh  Aina Ratna Wirawati

Bila suatu saat nanti
Kau melihatku terbaring lemah
tak berdaya di atas ranjang
Mataku tak lagi pancarkan sinar
Bibirku tak lagi tampakkan senyum
yang membuatmu rindu
Sayapku tak lagi ku gerakkan
Kakiku tak lagi berjalan dengan sempurna
Maka maafkanlah aku
yang tak bisa membuatmu tersenyum
Bila suatu saat nanti
Kau melihatku terkaku
Tak lagi mampu bagai membeku
Maka maafkan semua kesalahanku
Dan bila suatu hari nanti
Kau saksikan namaku terukir di nisan putih
Tak ku biarkan air matamu jatuh
Menjelma jadi danau
Karena ku tak lagi mampu terbangun
Tuk menghapus air matamu
Jangan sesali kepergianku yag abadi ini
Ikhlaskan bila ini yang terjadi

0 Tokoh-tokoh dalam seni Reog



Tokoh-tokoh dalam seni Reog



[sunting]Jathil
Jathilan (depan)
Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.[4]
Jathilan ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik.[5]

Warok Ponorogo
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Warok
"Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).[6]
Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.[4]

Barongan (Dadak merak)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dadak merak
Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik - manik (tasbih). Krakap terbuat dari kain beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog. [4] Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.

Prabu Klono Sewandono
Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.[4]


Bujang Ganong (Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.[4]

0 Pementasan Seni Reog



Pementasan Seni Reog
Reog Ponorogo
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.
Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

0 Reog Ponorogo



Reog Ponorogo
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Sejarah
Pertunjukan reog di Ponorogo tahun 1920. Selain reog, terdapat pula penari kuda kepang dan bujangganong.
Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok [1], namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Cina, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya [2]. Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Bhre Kertabhumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujang Anom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya[3].
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.
 

Nadila Dela's BLOG Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates